Skip to main content

Antara Tugas dan Tuntutan: Praktik Belajar dalam Dinamika Persiapan Outing Class

Antara Tugas dan Tuntutan: Praktik Belajar dalam Dinamika Persiapan Outing Class

Foto Kegiatan:
https://drive.google.com/open?id=1VP3jRTFeBjKMRHOoW0_ZI1fPjteU4pCf

" Kolaborasi Mahasiswa dan Sekolah dalam Persiapan Kegiatan Outing Class SDN Simomulyo VIII/497 "

Dalam rangka pelaksanaan outing class yang diikuti oleh siswa kelas 4–6 ke Museum Tugu Pahlawan dan Museum Dr. Soetomo Surabaya, kami mahasiswa PSM diberi amanah oleh guru pamong untuk membantu menyukseskan seluruh proses persiapan. Awalnya, kami hanya diberi tanggung jawab untuk menyusun LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik) dan pembagian kelompok kecil (10 siswa per kelompok). Namun, seiring berjalannya waktu, kami juga diberi tugas tambahan berupa 2 desain flyer yang berbeda, rundown kegiatan, serta denah tempat duduk bus. Seluruh dokumen tersebut harus dibuat dengan tampilan menarik menggunakan Canva, bukan Word, sehingga membutuhkan waktu pengerjaan yang lebih panjang.

Meski kami memahami bahwa hal ini menjadi bagian dari proses belajar, namun dinamika dalam kepanitiaan sempat membuat suasana menjadi tidak stabil. Salah satunya adalah perubahan-perubahan mendadak, bahkan hingga H-1 kegiatan, seperti perombakan penumpang bus akibat guru yang sebelumnya menyatakan ikut tiba-tiba menyatakan tidak ikut. Ketidakselarasan informasi antara guru satu dengan yang lain juga menimbulkan kebingungan. Bahkan, kami tidak diberikan referensi contoh tahun lalu, melainkan hanya selembar kertas berisi poin-poin umum yang harus dikembangkan sendiri oleh mahasiswa.

Adapun ketimpangan dalam pembagian tugas. Ketua pelaksana terlalu memforsir sekretaris, yang membuat sebagian besar tanggung jawab teknis dialihkan kepada mahasiswa. Guru pamong tidak melakukan kontrol secara maksimal karena satu guru pamong sedang mengurus surat pindah tugas sebagai calon kepala sekolah di tempat baru, dan satu guru pamong lain merangkap tugas sebagai bendahara outing class, sehingga fokusnya lebih banyak pada pengurusan dana kegiatan.

Pada hari pelaksanaan, kegiatan berjalan cukup lancar secara umum. Namun, beberapa hal tetap menjadi catatan:
1. Denah tempat duduk bus yang sudah dibuat tidak digunakan, meski sebelumnya diminta oleh ketua pelaksana sendiri.
2. Penanda bus (misal: Bus 1 - Kelompok 1–5) yang sudah dicetak tidak dipasang, menyebabkan siswa kebingungan saat menaiki bus.
3. Warna bus yang mirip (hijau untuk Bus 3 dan 4) membuat beberapa siswa salah naik, bahkan sampai harus menyeberang jalan raya, yang cukup berisiko.
4. Mahasiswa yang bertugas sebagai pendamping pun harus segera bertindak mengarahkan dan menggiring siswa ke bus yang benar.

Setelah kegiatan selesai, kami melakukan sesi refleksi dan evaluasi bersama guru pamong. Dalam momen tersebut, semua
keluh kesah disampaikan dengan terbuka. Guru pamong menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada mahasiswa atas dedikasi dan kontribusinya. Beliau juga meminta maaf atas kekurangan dalam proses kontrol serta dinamika yang membuat kami sempat kewalahan.

Pengalaman ini menjadi pelajaran penting dalam dunia pendidikan, bahwa koordinasi, komunikasi yang jelas, dan manajemen peran sangat vital dalam menyelenggarakan kegiatan luar kelas. Sebagai mahasiswa, kami belajar tidak hanya menyusun perangkat teknis, tetapi juga mengelola ekspektasi dan beradaptasi dalam dinamika yang terus berubah.

Kegiatan di :
SDN SIMOMULYO VIII/497

Oleh :
TITIS INDRAYANA
22010644206
Universitas Negeri Surabaya